Manusia dan Keindahan
MANUSIA DAN KEINDAHAN
A. Pengertian Manusia
Manusia atau orang (Homo sapiens, bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu") adalah spesies primata dengan populasi yang terbesar, persebaran yang paling luas, dan dicirikan dengan kemampuannya untuk berjalan di atas dua kaki serta otak yang kompleks yang mampu membuat peralatan, budaya, dan bahasa yang rumit. Kebanyakan manusia hidup dalam struktur sosial yang terdiri atas kelompok-kelompok tertentu yang pada gilirannya dapat bersaing atau membantu satu sama lain mulai dari kelompok keluarga kecil dengan hubungan kekerabatan hingga kelompok politik yang besar atau negara. Interaksi sosial antarmanusia membuat keberagaman nilai, norma, dan ritual di dalam masyarakat manusia. Keinginan manusia untuk tahu dan mempengaruhi lingkungan sekitarnya memunculkan perkembangan dalam filsafat, ilmu, mitologi, dan agama.
Selain itu,arti manusia menurut KBBI
adalah makhluk sempurna yang diciptakan oleh
Tuhan dibanding makhluk ciptaan yang lain. Sejatinya kodrat manusia adalah
makhluk monodualis, disamping itu manusia sebagai makhluk individualis
(individu) dan juga makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk individu yang
diberikan akal, pikiran dan perasaan, sehingga mampu memiliki tanggungjawab
akan dirinya yang berguna untuk mengembangkan kemampuannya. Sebagai makhluk
sosial sudah memiliki dorongan akan kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi.
B. Pengertian keindahan
Keindahan
adalah sifat-sifat yang merujuk pada sesuatu yang indah, dimana manusia
mengekspresikan perasaan indah tersebut melalui berbagai hal yang mengandung
unsur estetis yang dinilai secara umum oleh masyarakat. Keindahan membuat diri
manusia terkagum-kagum akan suatu pesona dari manisia,benda,lingkungan tempat
tinggal maupun
pemandangan alam yang dilihatnya.
Menurut KBBI keindahan berasal dari kata indah yang berarti dalam keadaan enak dipandang atau cantik, atau dapat berarti sifat-sifat (keadaan dan sebagainya) yang indah.
HAKIKAT KEINDAHAN
Keindahan
adalah susunan kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal
kualitas yang paling disebut adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony)
kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).
Menurut
luasnya pengertian kaindahan dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Keindahan dalam arti luas, keindahan
mengandung ide kebaikan, watak hukum, pikiran, pendapat dan sebagainya.
2. Keindahan dalam arti estetik murni, yaitu
pengalaman estetik seseorang dalam hubungan dengan segela sesuatu yang
diserapnya meliputi keindahan seni, alam, moral, dan intelektual.
3. Keindahan dalam arti terbatas, yaitu yang
menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yakni berupa
bentuk dan warna.
Keindahan identic dengan kebenaran ,
keindahan adalah kebeneran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai
nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah yang
tidak mengandung kebenaran tidak indah. Ada 2 nilai penting dalam keindahan
yaitu;
1.
Nilai ekstrinsik, yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu suatu
hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
2.
Nilai intrinsik, yakni sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang
merupakan tujuan dari sifat baik tersebut. Contohnya pesan yang disampaikan
dalam suatu tarian.
HUBUNGAN MANUSIA DAN KEINDAHAN
Hubungan manusia dan keindahan adalah karena manusia memiliki lima komponen yang secara otomatis dimiliki ketika manusia tesebut dilahirkan. Ke-lima komponen tersebut adalah nafsu, akal, hati, ruh, dan sirri (rahasia ilahi). Dengan modal yang telah diberikan kepada manusia itulah (nafsu, akal dan hati) akhirnya manusia tidak dapat dipisahkan dengan sesuatu yang disebut dengan keindahan. Dengan akal, manusia memiliki keinginan-keinginan yang menyenangkan (walaupun hanya untuk dirinya sendiri) dalam ruang renungnya, dengn akal pikiran manusia melakukan kontemplasi komprehensif guna mencari niolai-nilai, makna, manfaat, dan tujuan dari suatu penciptaan yang endingnya pada kepuasan, dimana kepuasan ini juga merupakan salah satu indikator dari keindahan.
Akal
dan budi merupakan kekayaan manusia tidak dirniliki oleh makhluk lain. Oleh
akal dan budi manusia memiliki kehendak atau keinginan pada manusia ini tentu
saja berbeda dengan “kehendak atau keinginan” pada hewan karena keduanya timbul
dari sumber yang berbeda. Kehendak atau keinginan pada manusia bersumber dari
akal dan budi, sedangkan kehendak atau keinginan pada hewan bersumber dari
naluri.
Sesuai
dengan sifat kehidupan yang menjasmani dan merohani, maka kehendak atau
keinginan manusia itu pun bersifat demikian. Jumlahnya tak terbatas. Tetapi
jika dilihat dari tujuannya, satu hal sudah pasti yakni untukmenciptakan
kehidupan yang menyenangkan, yang memuaskan hatinya. Sudah bukan rahasia lagi
bahwa “yang mampu menyenangkan atau memuaskan hati setiap manusia itu tidak
lain hanyalah sesuatu yang “baik”, yang “indah”. Maka “keindahan pada
hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia; karena dengan keindahan tu itu
manusia merasakan nyaman hidupnya.
Melalui suasana . keindahan itu perasaan “(ke) manusia (annya)” tidak
terganggu.
Dengan
adanya keinginan-keinginan tersebut, manusia menggunakan nafsunya untuk
mendorong hasrat atau keinginan yang dipikirkan atau direnungkan oleh sang akal
tadi agar bisa terrealisasikan. Ditambah lagi dengan anugrah yang diberikan-Nya
kepada kita (manusia) yakni berupa hati, dimana dengan hati ini manusia dapat
merasakan adanya keindahan, oleh karena itu manusia memiliki sensibilitas
esthetis.
Selain itu manusia memang secara hakikat membutuhkan keindahan guna kesempurnaan pribadinya. Tanpa estetika manusia tidak akan sempurna, Karena salah satu unsur dari kehidupan adalah estetika. Sedang manusia adalah mahluk hidup, jadi dia sangat memerlukan estetika ini.
NILAI ESTETIK
Nilai estetika adalah sumber rasa
keindahan yang di dalamnya terdapat cinta kasih maupun kasih sayang karena
adanya kecintaan yang dirasakan oleh manusia. Sehingga dengan hal ini tidak
heran apabila manusia ingin kembali menikmati segala hal yang menjadi
kecintaannya.
Rasa
cinta ini tidak hanya tertuju pada keindahan, akan tetapi juga pada kebenaran
dalam hal ilmu pengetahuan dan rasa kebaikan atau moral.
·
Sifat Nilai Estetika
Beberapa
macam sifat estetika tersebut yang diuraikan dibawah ini;
- Formil
Sifat formil menunjukkan bahwa
keindahan ini bersangkutan dengan pemikiran-pemikiran klasik yang menyangkut
persoalan bentuk dan warna suatu karya seni. Estetika dapat dilihat dari hasil
karya yang menunjukkan ketinggian, lebar, ukuran dan warna. Sifat ini
memberikan arti bahwa rasa keindahan adalah emosi yang dikeluarkan secara langsung
karena adanya bentuk dan tanpa memperhatikan unsur lainnya.
- Ekspresionis
Sifat ekspresionis menunjukan bahwa keindahan tidak
selalu menjelma dalam bentuk yang megah, akan tetapi dapat dirasakan dari
tujuan atau ekspresinya. Keindahan karya seni bisa dinilai dari apa yang
diekspresikannya, sehingga keindahan yang dihasilkan dengan ekspresinya
nilainya jauh lebih sempurna. Ekspresi seni yaitu fungsi maupun kegunaan dari
karya yang diciptakan, seperti bangunan, gedung dan lain sebagainya yang
memiliki manfaat masing-masing.
- Psikologis
Sifat seni secara psikologi tergambarkan dalam banyak hal yaitu secara mistik, intelektual, dan emosional. Keindahan bisa terwujud dari emosi yang dikeluarkan melalui prosedur pembuatan karya seni. Keindahan juga diartikan sebagai rasa puas dari pengamat seni terhadap karya yang dilihatnya.
·
Jenis Nilai Estetika
Berikut
dibawah ini yang termasuk bentuk nilai estetika yaitu;
- Bentuk
Bentuk atau dalam bahasa inggris disebut shape merupakan hal yang sangat
mempengaruhi jenis nilai estetika. Hal ini karena bentuk sangat berpengaruh
terhadap objek atau daya tarik utama suatu karya seni. Secara umum bentuk objek
dalam karya seni ada 2 macam yaitu dua dimensi dan tiga dimensi. Jenis nilai
estetika yang dilihat dari bentuk dua dimensi yaitu karya yang tidak mempunyai
volume dan bentuk datar, contohnya foto, hiasan dinding, lukisan dan lain
sebagainya. Sedangkan nilai estetika yang dilihat dari tiga dimensi yaitu karya
yang memiliki volume, ruang, kedalaman dan contohnya adalah patung, guci,
keramik serta lain sebagainya.
- Warna
Jenis warna nilai estetika yaitu mengandung unsur yang
dipengaruhi oleh warna-warna dalam karya seni itu sendiri. Keindahan seni akan
lebih terasa pada saat warna yang ditonjolkan sesuai dengan selera orang yang
melihatnya. Misalkan saja masalah warna pakaian yang digunakan anak muda dengan
orang tua, pastinya terdapat perbedaan dalam hal penilaian maupun selera.
- Tema
Jenis nilai estetika pada tema artinya yaitu keindahan
yang dilihat dari sebuah karya seni berdasarkan gagasan yang ingin disampaikan
kepada orang lain dari pembuat seni tersebut. Tema seni itu sendiri
banyak macamnya diantaranya ialah nilai budaya, alam,
letak geografis dan lain sebagainya.
- Motif hias
Motif ragam hias geometris pada seni berati bahwa gambar pada karya adalah suatu hiasan yang wajib untuk dimiliki, karena dengan pola-pola maupun motif tersebut nilai estetika jauh akan lebih meningkat dan menyenangkan seseorang yang melihat.
·
Contoh Nilai Estetika
Adapun untuk
contoh nilai estetika yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja;
- Keindahan lukisan
pemandangan
Keindahan lukisan pemandangan bisa dirasakan oleh
banyak orang. Akan tetapi rasa indah tersebut tidak dapat disamakan antara
individu satu dengan individu lainnya. Hal ini dikarena masing-masing orang
mempunyai persepsi tersendiri untuk menilai dari lukisan yang dilihat.
Contoh nilai
estika yang dilihat dari lukisan pemandangan mungkin sebagian orang yang
melihatnya akan menganggap bahwa lukisan terlihat indah karena adanya
unsur warna. Akan tetapi di lain pihak bisa jadi keindahan tersebut dapat
dirasakan karena adanya unsur bentuk yang bagus.
Sehingga
dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai estika bisa dilihat maupun
dirasakan dari berbagai hal yang ditunjukkan, dan masing-masing individu
memiliki pengalaman estika tersendiri sehingga mereka cenderung menilai karya
beradsarkan pengalaman yang telah mereka kantongi. Tidak heran rasanya jika
apresiasi setiap orang terhadap karya seni itu berbeda-beda.
- Kecantikan
Nilai estetika juga dapat dilihat berdasarkan standar
kecantikan yang dimiliki setiap wanita. Ada beberapa orang yang menganggap
bahwa seorang wanita tidak begitu cantik, tetapi menarik untuk dilihat. Hal ini
dikarenakan kriteria cantik pada masing-masing orang berbeda.
Sebagai
informasi bahwa kecantikan pada umumnya bersifat subjektif, sehingga kita tidak
dapat memaksakan semua orang harus sependapat dengan yang kita rasakan.
Menurut
anda, wanita yang sedang dilihat cantik, tapi bagi orang lain yang melihatnya
bisa saja dianggap tidak cantik. Hal ini juag dipengaruhi dari pengalaman
estetikanya. Seseorang dapat mengatakan bahwa hal itu indah apabila memiliki
pengaruh timbal balik dan menarik imajinasi serta pemikiran orang tersebut.
- Pertunjukkan
Nilai estetika juga dapat dirasakan dari suatu
pertunjukkan. Sudah pasti bahwa pertunjukkan sebelumnya dirancang dengan begitu
baik, tujuannya agar seseorag yang melihat dapat merasakan keindahan yang akan
ditunjukkan. Misalnya saja dalam hal ini seperti pertunjukan wayang.
Namun
kembali lagi, bahwa petunjukkan sifatnya juga subjektif, sehingga dalam hal ini
tidak semua orang dapat merasakan hal yang sama dari pertunjukkan yang dilihat.
KONTEMPLASI DAN EKSTANSI
Kontemplasi adalah dasar dalam
diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah
dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasa, dan menikmati sesuatu yang
indah. apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia,
maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Sesuatu yang indah itu
memikat atau menarik perhatian orang yang melihat, atau pun mendengar. Bentuk
di luar diri manusia itu berupa karya budaya yaitu karya seni lukis, seni
suara, seni tari, seni sastra, seni drama dan film atau berupa ciptaan Tuhan,
misalnya pemandangan alam, bunga warna-warni dan lain sebagainya.
Apabila
kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kotemplasi
itu adalah faktor pendorong untuk menciptakan keindahan. Sedangkan ekstansi itu
merupakan faktor pendorong untuk merasakan menikmati keindahan karena derajat
kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan
terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda. Mungkin orang yang satu
mengatakan karya seni itu indah, tetapi orang lain mengatakan karya seni itu
tidak atau kurang indah. Karena selera seni berlainan. Bagi seorang seniman
selera seni lebih dominan dibandingkan dengan orang bukan seniman. Bagi orang
bukan seniman, mungkin kata ekstansi lebih menonjol. Jadi, ia lebih suka
menikmati karya seni daripada menciptakan karya seni. Dengan kata lain, ia
hanya mampu menikmati keindahan tetapi tidak mampu menciptakan keindahan.
RENUNGAN
Renungan berasal dari kata renung,
artinya diam diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam.
Namun secara definisi renungan adalah proses memikirkan sesuatu dalam keadaan
diam dan dalam-dalam. Dalam merenung dalam bidang seni ada beberapa teori
antara lain :
·
Teori Pengungkapan
Perasaan yang Dalil teori ini ialah bahwa “arts is an expresition of human feeling” (seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) Beliau antara lain menyatakan bahwa “Seni adalah pengungkapan pesan-pesan) expression adalah sama dengan intuition, dan intuisi adalah pegnetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentagn hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images).”
Seorang tokoh lainnya adalah Leo
Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni aalah memunculkan dalam diri sendiri
suatu perasaan yagn seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu
kemudian dengan perantaraan berbagai gerak, garis, warna, suara dan bentuk yang
diungkapkan dalam kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang
mengalami sama.
- Teori Metafisik
Teori seni yang
bercotak metafisik merupakan salah satu contoh teori yang tertua, yakni berasal
dari Plato yang karya-karyanya untuk sebagian membahas estetik filsaf seni yang
dibuat manusia adalah merupakan mimemis (tiruan) dari ralita duniawi.
· Teori Psikologis
Para ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode- at, konsepsi keindahan dari teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengungkapkan suatu teori peniruan (imitation teori). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide pada tarat yang tertinggi sebgai realita Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi. Dan karyu metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seni tiu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang wujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu. Teori lain lagi yaitu teori permainan yang dikembangkan oleh Fredrick Schiller (1757 -1805) dan Herbert Spencer ( 1820 – 1903 ) menurut Schiller, asal seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan. Dalam teori penandaan (signification theory) memandang seni sebagai lambing atau tanda dari perasaan manusia.
KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan,ukuran dan seimbang.
Filsuf Ingris Herbert Read
merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan
bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauti is
unity of formal relations among our sence-perception). Pendapat lain menganggap
pengaiaman estetik suatu keselaras dinarnik dari perenungan yang menyenangkan.
Dalarn keselarasan itu seseorang memiliki perasaan-perasaan seimbang dan
tenang, mencapai cita rasa akan sesuatu yang terakhirdan rasa hidup sesaat di
tempat-ternpat kesempumaan yang dengan senang hati ingin diperpanjangnya.
- · Teori obyektif dan subyektif
He Liang Gie
dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada
dua teori yakni teori obyektif dan teori subyektif. Salah satu persoalan pokok
dari teori keindahan adalah mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah
keindahan menampakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat
dalam alarn pikiran orang yang mengamati benda tersebut. Dari
persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai
teori obyektif dan teori subyektif.
Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam din seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dari si pengamat itu. Kalaupun dinyatakan bahwa sesuatu benda mempunyai nilai estetik, maka hal itu diartikan bahwa seseorang pengamat memperoleh sesuatu pengalaman estetik sebagai tanggapan terhadap benda indah itu. Yang tergolong teori subyektif ialah yang memandang keindahan dalam suatu hubungan di antara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai atau menikmati benda itu.
- ·
Teori Perimbangan
Teori obyektif
memandang keindahan sebagai suatu kualitas dari benda-benda. Kualitas bagaimana
yang menyebabkan sesuatu benda disebut indah telah dijawab oleh bangsa Yunani
Kuno dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abab 5 sebelum Masehi sampai
abab 17 di Eropa. Sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani Kuno yang berupa
banyak tiang besar.
Dalam dunia ini
dipenuhi dengan apa yang kita sebut keindahan, contohnya pemandangan alam
sekitar kita. Tetapi apakah yang terjadi pada alam sekitar kita sekarang ???
Bagi teman-
teman yang hidup
di perkotaan pastilah dapat membekan segala sesuatu yang terjadi antara di
perkotaan dan di desa saat ini. Salah satu contoh yang amat jelas terjadi
antara perkotaan dan pedesaan adalah pada keadaan alam sekitarnya.
Komentar
Posting Komentar